Friday, August 23, 2019

Topik Pertanyaan olimpiade.mikrotik.id


Topik Pertanyaan Babak Penyisihan :

  1. TCP/IP dasar, OSI Layer
  2. Topologi jaringan dasar
  3. Instalasi/upgrade/lisensi/reset/backup/export/import MikroTik RouterOS
  4. Fungsi-fungsi MikroTik RouterOS
  5. DHCP Server dan Client, ARP table
  6. Bridge and switch
  7. Routing, routing concept, static route, policy route, dynamic routing introduction
  8. Wireless 802.11a/b/g/n/ac, band, channel, data rates, AP-client configuration, wireless security, monitoring tools
  9. Firewall, concept, filter, nat, address-list, fast-track
  10. Simple queue, burst, PCQ configuration
  11. Tunnel, PPP, IP Pool, Secure local network, Point-to-point address, PPPoE, PPTP, SSTP
  12. RouterOS Tools
  13. Web proxy
  14. Dan topik lainnya yang terkait


Topik Pertanyaan Babak Final :

  1. Semua topik di babak penyisihan
  2. DHCP Relay
  3. Dynamic Routing : OSPF (concept, configuration, area), BGP (concept, AS number, peer, basic config)
  4. Static Routing : multihop routing, multi gateway routing
  5. Firewall : mangle, mark-conn, mark-route, mark-packet, packet flow
  6. QoS : HTB, Queue-tree, Queue type
  7. All Tunnel and VPN
  8. Hotspot (concept, configuration)
  9. User Manager
  10. Dan topik lainnya yang terkait

4 Layanan fitur firewall pada mikrotik


MikroTik adalah Sistem Operasi dan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk menjadikan komputer menjadi route network, mencangkup berbagai fitur yang dibuat untuk IP network dan jaringan wireless. Firewall terdapat pada fitur MikroTik, apa saja fiturnya? Lalu apa fungsinya? Langsung saja simak artikel berikut.

Firewall adalah suatu sistem yang dirancang untuk mencegah akses yang tidak diinginkan dari atau ke dalam suatu jaringan internal.


  1. Filter Rules digunakan untuk menentukan suatu paket data dapat masuk atau tidaknya kedalam sistem router mikrotik, terdapat 3 bagian chain yaitu :
Input, Output, dan Forward

a. Input digunakan untuk memproses trafik  paket data yang masuk ke dalam router melalui interface yang ada di router
b. Output digunakan untuk memproses trafik paket data yang keluar dari router, dengan kata lain merupakan kebalikan dari 'Input'
c. Forward digunakan untuk memproses trafik paket data yang hanya melewati router

  1. NAT (Network Address Translation) digunakan untuk menghubungkan lebih dari satu komputer ke jaringan internet dengan menggunakan satu alamat IP yang berbeda, terdapat 2 bagian chain yaitu :
sdtnat dan scrnat
a. dstnat digunakan untuk mengubah destination address pada sebuah paket data atau membuat host dalam jaringan jaringan lokal agar dapat diakses dari luar jaringan.
b. srcnat digunakan untuk mengubah source address dari sebuah paket data

  1. Mangle digunakan untuk menandai sebuah koneksi atau paket data yang melewati router, masuk ke router, ataupun yang keluar dari router, terdapat 5 bagian penandaan/mark yaitu :
Forward, Input, Output, Prerouting, dan Postrouting
a. ForwardInputOutput fungsinya tidak jauh berbeda dengan fungsi bagian filter rules, namun pada Mangle semua jenis trafik paket data Forward, Input, dan Output bisa ditandai berdasarkan konesi atau paket data
b. Prerouting digunakan untuk menandai trafik paket data yang masuk menuju dan melalui router (trafik download)
c. Postrouting digunakan untuk menandai trafik paket data yang keluar dan melalui router (trafik upload)

  1. Address List digunakan untuk memudahkan dalam menandai suatu konfigurasi address atau sebagai penanda address paket data Layer 7 Protocol (Layer OSI) digunakan untuk menentukan metode pencarian pola terhadap paket data yang melewati jalur ICMP, TCP, dan UDP, biasa digunakan untuk melakukan blocking terhadap situs web dengan 'https://'

Pengertian SSD, kelebihan dan kekurangan NYA

Selama ini media penyimpanan yang pasti kita gunakan untuk menyimpan data dan salah satu komponen utama pada komputer atau PC adalah Hardisk atau biasa disingkat HDD (Hardisk Drive). 

Seiring dengan perkembangan teknologi, media penyimpanan pun ikut berkembang. Saat ini yang sedang banyak dibicarakan ialah SSD, yang merupakan pengembangan dari teknologi HDD.


SSD adalah singkatan dari Solid State Drive. Prinsipnya SSD itu sama seperti HDD yaitu untuk menyimpan data. Hanya saja data tidak disimpan pada lapisan-lapisan magnetik layaknya HDD. 

SSD menyimpan semua data pada chip-chip emory flash yang saling terhubung satu sama lain. Flash memory pada SSD jelas berbeda dengan yang digunakan pada Flashdisk dalam hal type dan kecepatan. 

Chip flash memori pada SSD memiliki kecepatan yang lebih tinggi daripada Flashdisk. Dengan kapasitas yang sama, harga SSD jauh lebih mahal daripada Flashdisk.


Kecepatan baca tulis SSD bisa 8 kali lebih cepat dibanding dengan HDD. PC yang terpasang SSD dapat melwati proses booting dalam hitungan detik, pastinya tidak melebihi 1 menit. 

Sedangkan waktun yang dibutuhkan HDD lebih lama tergantung dengan spesifikasi, dan yang pasti tidak lebih cepat bila dibandingkan dengan SSD.

SSD yang tersedia sekarang adalah 2,5 inci, itu berarti SSD ini hanya diperuntukan untuk penggunaan laptop. Seiring dengan semakin kecilnya ukuran laptop dan semakin banyaknya pengguna PC tablet untuk menjelajahi web, Anda akan melihat kemampuan SSD yang dapat beradaptasi dengan mudah dengan ukuran laptop/tablet.

Kelebihan SSD dari HDD antara lain yaitu :
  1. Panas atau suhu SSD tidak setinggi HDD.
  2. Konsumsi daya listrik sangat kecil, SDD cukup butuh daya kurang dari 1 watt sedangkan HDD membutuhkan daya yang mencapai lebih dari 10 watt
  3. Tidak ada putaran motor dan piringan membuat SDD sama sekali tidak berisik.
  4. Kecepatan write dan read yang jauh lebih tinggi dibanding HDD.

Kekurangannya yaitu
  1. Harga yang jauh lebih mahal. Mahalnya harga SSD bisa mencapai 9 kali lipat bila dibandingkan dengan HDD dan
  2. Kapasitas penyimpanan yang ada saat ini belum sebesar kapasitas yang dapat disediakan oleh HDD.

kisi- kisi UAS

Kisi - kisi uas

Perhitungan Subneting untuk ip kelas A, B, C


Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting? Ini terjawab dengan tabel di bawah:

Subnet Mask
Nilai CIDR
255.128.0.0
/9
255.192.0.0
/10
255.224.0.0
/11
255.240.0.0
/12
255.248.0.0
/13
255.252.0.0
/14
255.254.0.0
/15
255.255.0.0
/16
255.255.128.0
/17
255.255.192.0
/18
255.255.224.0
/19
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.240.0
/20
255.255.248.0
/21
255.255.252.0
/22
255.255.254.0
/23
255.255.255.0
/24
255.255.255.128
/25
255.255.255.192
/26
255.255.255.224
/27
255.255.255.240
/28
255.255.255.248
/29
255.255.255.252
/30

1.       SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C
Ok, sekarang mari langsung latihan saja. Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ?

Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).

Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:

Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet

Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host

Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.

Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.

Subnet
192.168.1.0
192.168.1.64
192.168.1.128
192.168.1.192
Host Pertama
192.168.1.1
192.168.1.65
192.168.1.129
192.168.1.193
Host Terakhir
192.168.1.62
192.168.1.126
192.168.1.190
192.168.1.254
Broadcast
192.168.1.63
192.168.1.127
192.168.1.191
192.168.1.255

Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah seperti di bawah. Silakan anda coba menghitung seperti cara diatas untuk subnetmask lainnya.

Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.255.128
/25
255.255.255.192
/26
255.255.255.224
/27
255.255.255.240
/28
255.255.255.248
/29
255.255.255.252
/30

2.       SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B
Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP address class B. Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.

Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.128.0
/17
255.255.192.0
/18
255.255.224.0
/19
255.255.240.0
/20
255.255.248.0
/21
255.255.252.0
/22
255.255.254.0
/23
255.255.255.0
/24
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.255.128
/25
255.255.255.192
/26
255.255.255.224
/27
255.255.255.240
/28
255.255.255.248
/29
255.255.255.252
/30
Ok, kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai dari yang menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address 172.16.0.0/18.

Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).

Penghitungan:
Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet

Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host

Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.

Alamat host dan broadcast yang valid?

Subnet
172.16.0.0
172.16.64.0
172.16.128.0
172.16.192.0
Host Pertama
172.16.0.1
172.16.64.1
172.16.128.1
172.16.192.1
Host Terakhir
172.16.63.254
172.16.127.254
172.16.191.254
172.16.255.254
Broadcast
172.16.63.255
172.16.127.255
172.16.191.255
172.16..255.255

Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25.

Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).

Penghitungan:
Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)
Alamat host dan broadcast yang valid?

Subnet
172.16.0.0
172.16.0.128
172.16.1.0
172.16.255.128
Host Pertama
172.16.0.1
172.16.0.129
172.16.1.1
172.16.255.129
Host Terakhir
172.16.0.126
172.16.0.254
172.16.1.126
172.16.255.254
Broadcast
172.16.0.127
172.16.0.255
172.16.1.127
172.16.255.255

Masih bingung juga? Ok sebelum masuk ke Class A, coba ulangi lagi dari Class C, dan baca pelan-pelan 😉

3.       SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A

Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.

Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).

Penghitungan:
Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host
Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
Alamat host dan broadcast yang valid?

Subnet
10.0.0.0
10.1.0.0
10.254.0.0
10.255.0.0
Host Pertama
10.0.0.1
10.1.0.1
10.254.0.1
10.255.0.1
Host Terakhir
10.0.255.254
10.1.255.254
10.254.255.254
10.255.255.254
Broadcast
10.0.255.255
10.1.255.255
10.254.255.255
10.255.255.255

Mudah-mudahan sudah setelah anda membaca paragraf terakhir ini, anda sudah memahami penghitungan subnetting dengan baik. Kalaupun belum paham juga, anda ulangi terus artikel ini pelan-pelan dari atas. Untuk teknik hapalan subnetting yang lebih cepat, tunggu di artikel berikutnya.